Peninggalan Jepang
Ahad
tanggal 4 Agustus 2019 , kita janjian bertemu di daerah Kambang Iwak , di depan
KFC ada Kiki dan Dimas kelas XII IPS 6. Hari ini kita janjian untuk jalan-jalan
melihat sisa-sisa peninggalan Jepang di Kota Palembang. Sebelum ketempat subjek
sejarah ini kita menyempkan diri untuk sholat zhuhur di Masjid Sultan Mahmud
Badaruddin Jayawikromo. Sebelum masuk ke masjid, kita menyempatkan diri berfoto
dititik Nol Km kota Palembang.
Gambar : Nol KM
Nol Km ini memisahkan batas
ruang antara daerah seberang Ilir dengan seberang Ulu dengan Jembatan Ampera
yang berdiri dengan megahnya.
Masjid
Sultan Mahmud Badaruddin Wijayawikromo adalah masjid yang bersejarah dalam
perkembangan sejarah Kesultanan Palembang. Masjid tidak hanya tempat untuk
beribadah saja tetapi masjid juga dijadikan tempat bertemunya para pemimpin dan
rakyatnya. Masjid Sultan Mahmud Badaruudin Jayawikromo mempunyai peran penting
dalam perjuangan Sultan Mahmud Badaruddin II yang mempunyai nama Raden Hasan.
Dari masjid dibacakan doa dan pujian kepada Allah SWT dan juga dari masjid ini
pemberi semangat dalam perjuangan Sultan Mahmud Badaruudin II. Dari masjid yang
dibangun oleh kakek buyut Sultan Mahmud Badaruddin berkumandang doa-doa dan
pujian yang berasal dari Latif Saman penggerak gelora jiwa para prajurit Sultan
dalam menghadapi penjajahan asing.
Setelah
sholat Zhuhur kami yang terdiri dari penulis, Kiki, Dimas, Irfan dan Nyimas
sebagai fotografer dadakan kita.
Gambar : halaman
Masjid Sultan Mahmud Badaruddin Wijayawikromo
bergerak menuju lokasi peninggalan Jepang di
kawasan Lebong Gajah. Jarak tempuh dari Masjid Sultan Mahmud Badaruddin
Wijayowikromo ke Lebong Gajah sekitar 10,5 km. perjalanan ini melintasan jalan
utama Jendral Sudirman. Jalan Sudirman pada masa lalu disebut dengan Talang
Jawa. Dari Jalan Sudirman kami berbelok ke Jalan Veteran simpang Charitas.
Disebut dengan simpang Charitas karena disisi kiri perempatan jalan ini ada rumah
sakit Charitas.
Rumah
sakit Charitas adalah rumah sakit peninggalan dari penjajahan bangsa Belanda.
Gambar : Rumah Sakit Charitas Tempo Dulu
Pada masa Jepang. Rumah
sakit Charitas dijadikan pangkalan Radio, ungkap Pak Mathius (umur 80 tahun)
dan disini juga terdapat bangker dan terowong Jepang. Yang konon terowongan ini
tembus sampai ke bangker Jepang yang ada di Jalan Sosial km 5.
Gambar : Bangker Jepang
Akhirnya sampai juga
ditujuan kami untuk melihat peninggalan Jepang di daerah Lebong Gajah. Lebong
Gajah salah satu kelurahan dari kecamatan Sematang Borang. Wilayahnya sekitar
193 ha ini menyimpan sejarah tersendiri bagi wilayah ini khususnya dan kota
Palembang umumnya. Di kelurahan Lebong Gajah ini telah ditemukan
bangker-bangker, tapak meriam peninggalan masa pendudukan Jepang. Peninggalan Jepang ini ada sekitar 10 titik
dengan jarak tempu 20 meter. Salah satu bangker Jepang yang ada adalah bangker
yang didiami oleh ibu Yuni.
Gambar :
wawancara dengan Bu Yuni Penghuni Bangker Jepang
Bu
Yuni banyak bercerita tentang bangker yang didiaminya sebagai tempat
tinggalnya. Bangker ini telah ditinggali oleh keluarganya sejak tahun 80an dan
mereka sangat senang berada di bangker peninggalan Jepang.
Setelah
dari rumah Bu Yuni kami melanjutkan perjalanan untuk melihat-lihat bangker
lainnya . dari setiap titik bangker berjarak sekitar 20 meter dan ada sekitar
10 bangker , tapak meriam peninggalan Pendudukan Jepang.
Gambar : Salah
satu Bangker Jepang di Kelurahan Lebong Gajah
Setelah puas kami
mengelilingi kelurahan Lebong Gajah untuk melihat-lihat peninggalan masa
Pendudukan Jepang di Kota Palembang kami pun
pulang untuk makan siang
bersama.
Gambar : Makan
siang bersama
Makan
siang kita isi berdiskusi tentang hasil survei kita di kelurahan Lebong Gajah.
Ternyata di kota Palembang banyak sekali kita temukan bukti-bukti sejarah. Dan
sayangnya ada bukti-bukti sejarah ini telah hancur arena kurangnya perhatian
oleh semua pihak yang terkait. Dan kekurangtahuan masyarakat tentang benda-benda yang bisa dijadikan bukti
peninggalan sejarah bangsa Indonesia. Dan kita berharap ada masyarakat yang
peduli akan peninggalan sejarah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar