Jumat, 15 Mei 2020

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI



PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI*

a.      Janji Koiso
Kedudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya semakin terdesak. Bahkan berbagai pulau di sekitar Irian telah jatuh ke tangan sekutu (Jepang). Sekutu tidak berhenti terus menyerbu lewat serangan udaranya dikota-kota Indonesia (Ambon,Makassar,Manado dan Surabaya). Dan pada akhirnya sekutu itu berhasil mendarat di Balik Papan. Pertahanan Jepang sudah rapuh dan bayangan kekalahan pun sudah semakin nyata di depan mata. Tetapi walaupun dalam keadaan begitu,Jepang masih tetap berusaha menarik simpati bangsa Indonesia ,yaitu dengan "menjanjikan kemerdekaan di kemudian hari.

Gambar 1: PM Koiso
Isi janji Koiso antara lain
“…maka di sini dioemoemkan, keradjaan Dai Nippon memperkenankan kemerdekaan bangsa Indonesia kelak di kemudian hari, soepaja dengan djalan demikian moga-moga kemakmoeran bangsa Indonesia jang kekal dan abadi dapat dipertahankan sepenoeh-penoehnya.”

Bangsa Indonesia menyambut dengan baik janji PM Koiso. Dengan adanya janji ini pihak Jepang mengeluarkan kebijakana yang pro-Indonesia. Bendera Indonesia dan Bahasa Indonesia juga dipergunakan sebangai pengantar di sekolah-sekolah, media massa, dan kantor pemerintahan


b.      Pembentukan BPUPKI
Kekalahan demi kekalahan dalam perang di Pasifik membuat kedudukan Jepang di Indonesia terancam. Jepang, dan pendekatan terhadap bangsa Indonesia dengan dikeluarkan janji kemerdekaan Indonesia dengan membentuk suatu badan persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu  Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya disebut dengan Dokuritsu Junbi Cosakai. Hal ini diumumkan oleh Pada tanggal 1 Maret 1945 Saiko Syikikan Kumakici Harada, pemimpin pemerintahan Jepang di Jawa.

Gambar 2 : Radjiman Wediodinigrat
BPUPKI dibentuk dengan tujuan mempelajari dan menyelidiki segala hal penting yang berkaitan dengan pembentukan Negara Indonesia yang merdeka Radjiman Wediodinigrat sebagai ketua BPUPKI. R.P. Soeroso dan Ichibangase ( tokoh Jepang) sebagai wakil ketua. 

Gambar 3 : Susunan Anggota BPUPKI

Upacara peresmian anggota BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945 mampu membangkitkan anggota BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. BPUPKI mengadakan dua kali persidangan, yaitu tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 dan 10-16 Juli 1945.

c.       Perumusan Dasar Negara
Sidang yang dilakukan BPUPKI pada tanggal 29 Mei - ! Juni 1945 merupakan sidang pertama. Sidang ini membahas tentang perumusan dasar Negara. Di dalam sidang ini ada beberapa tokoh yang menyampaikan pandangannya tentang rumusan dasar Negara. Tokoh –tokoh tersebut, Muhammad Yamin, Ki Bagus Hadikusmo, Dr.Soepomo dan Ir. Soekarno.


No
Tokoh
Pandangan
1
 Gambar 4 : Moh. Yamin
Dasar Negara Indonesia harus memuat lima asas dasar sebagai berikut :
1). Peri Kebangsaan
2). Peri Kemanusiaan
3). Peri Ketuhanan
4). Peri Kerakyatan
5). Kesejahteraan Rakyat

2


Gambar 5 : Ki Bagus Hadikusumo
Menerut beliau, dasar Negara yang terbaik untuk Indonesia harus diambil dari ajaran Islam.
3


Gambar 6 : Soepomo
Dasar Negara yang dimiliki Indonesia  harus meliputi nilai persatuan, kekeluargaan, kesinambungan lahir dan batin,musyawarah, serta keadilan rakyat.
4
 Gambar 7 : Soekarno
Pandangan Soekarno:
1). Kebangsaab Indonesia
2). Internasional dan Peri Kemanusiaan
3). Mufakat atau Demokrasi
4). Kesejahteraan Sosial
5). Ketuhanan Yang Maha Esa


Pada masa reses dibentuk panitia kecil yang berkumpul untuk menyusun rumusan  dasar Negara. Panitia Sembilan ini berhasil merumuskan dasar Negara yang tertuang dalam Piagam Jakarta atau Jakarta Charter pada tanggal 22 Juni 1945. 
Gambar 8 : Piagam Jakarta
Sidang BPUPKI kedua tanggal 10 – 16 Juli 1945 dengan agenda utama adalah rancangan undang-undang dasar. Dalam panitia ini dibentuk kembali panitia kecil . tujuan panitia kecil ini adalah menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan undang-undang dasar hasil keputusan Panitia Perancang Undang-Undang Dasar.

d.      PPKI
Keberhasilan BPUPKI dalam menyusun rancangan dasar Negara dan undang-undang dasar dalam waktu singkat tidak diperkirakan Jepang. Hal ini dianggap oleh Jepang BPUPKI terlalu cepat mewujudkan kehendak Indonesia merdeka. Pada tanggal 7 Agustus BPUPKI dibubarkan. Setelah BPUPKI dibubarkan dilanjutkan dengan Panitia Persiapam Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Iinkai dengan tujuan melanjutkan pekerjaan BPUPKI.

e.       Kekalahan Jepang


Gambar 9 : Nagasaki dan Hiroshima
Malapetaka besar Jepang saat jatuhnya boom atom di dua kota yaitu, kota Nagasaki dan Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945. Dalam kurun dua sampai empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki; kurang lebih separuh korban di setiap kota tewas pada hari pertama. Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik.
Siaran radio pada tanggal 10 Agustus mengisyaratkan bahwa Jepang akan menyerah. Tanggal 14 Agustus 1945 akhirnya Jepang menyerah kepada pihak sekutu tanpa syarat.
Kekalahan Jepang ini diketahui oleh Kaum Muda. Syahrir salah satu tokoh Muda yang mengetahui kekalahan Jepang lewat dari BBC . kekalahan Jepang ini dianggap kaum muda sebagai momentum kemerdekaan Indonesia.

f.       Rengasdengklok
Perbedaan pandangan waktu tentang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia antara golongan tua dan golongan muda merupakan  latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Setelah mendengar kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik golongan muda berkeinginan disegerakannya Kemerdekaan Indonesia. 
Gambar 10 : Rengasdeklok
Golongan muda yang melakukan rapat di Lembaga Bakteriologi di Jalan Pengasaan Timur, Jakarta . Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Shaleh. Hasil rapat tersebut disampaikan ke golongan tua yang disampaikan oleh Wikana dan Darwis. 
Gambar 11 : Wikana
Golongan muda mendesak Soekarno dan Hatta unuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun  usulan ini ditolak oleh golongan tua. Oleh sebab itu golongan muda melakukan tindakan keamanan terhadap Soekarno dan Haatta agar tidak terpengaruh Jepang. Tindak keamanan ini dengan membawa Soekarno dan Hatta ke daerah Renggasdengklok. Tidak hanya Soekarno dan Hatta saja yang ikut tetapi istri Soearno, Fatmawati dan anaknya Guntur ikut serta dalam rombongan ini. Tugas ini diemban oleh Singgih dan Latif Hadiningrat.

Gambar 12 : Ahmad Soebardjo
Sementara itu di Jakarta, Ahmad Soebardjo ditemui oleh Wikana membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan. Selanjutnya Golongan Muda mengajak Ahmad Soebardjo untuk menjemput SOekarno dan Hatta di Rengasdengklok.#smib#

______________
*Berbagai Sumber






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kerajaan Cirebon