PERISTIWA PENTING SEKITAR PROKLAMASI
PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI*
a. Janji
Koiso
Kedudukan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya semakin terdesak.
Bahkan berbagai pulau di sekitar Irian telah jatuh ke tangan sekutu (Jepang).
Sekutu tidak berhenti terus menyerbu lewat serangan udaranya dikota-kota
Indonesia (Ambon,Makassar,Manado dan Surabaya). Dan pada akhirnya sekutu itu
berhasil mendarat di Balik Papan. Pertahanan Jepang sudah rapuh dan bayangan
kekalahan pun sudah semakin nyata di depan mata. Tetapi walaupun dalam keadaan
begitu,Jepang masih tetap berusaha menarik simpati bangsa Indonesia ,yaitu
dengan "menjanjikan kemerdekaan di kemudian hari.
Gambar 1: PM Koiso
Isi janji Koiso antara lain
“…maka di sini dioemoemkan, keradjaan Dai Nippon
memperkenankan kemerdekaan bangsa Indonesia kelak di kemudian hari, soepaja
dengan djalan demikian moga-moga kemakmoeran bangsa Indonesia jang kekal dan
abadi dapat dipertahankan sepenoeh-penoehnya.”
Bangsa Indonesia menyambut dengan
baik janji PM Koiso. Dengan adanya janji ini pihak Jepang mengeluarkan
kebijakana yang pro-Indonesia. Bendera Indonesia dan Bahasa Indonesia juga
dipergunakan sebangai pengantar di sekolah-sekolah, media massa, dan kantor
pemerintahan
b.
Pembentukan BPUPKI
Kekalahan demi kekalahan dalam perang di Pasifik
membuat kedudukan Jepang di Indonesia terancam. Jepang, dan pendekatan terhadap
bangsa Indonesia dengan dikeluarkan janji kemerdekaan Indonesia dengan
membentuk suatu badan persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dalam bahasa Jepangnya disebut dengan
Dokuritsu Junbi Cosakai. Hal ini diumumkan oleh Pada tanggal 1 Maret 1945 Saiko
Syikikan Kumakici Harada, pemimpin pemerintahan Jepang di Jawa.
Gambar 2 : Radjiman Wediodinigrat
BPUPKI dibentuk dengan tujuan mempelajari dan
menyelidiki segala hal penting yang berkaitan dengan pembentukan Negara
Indonesia yang merdeka Radjiman Wediodinigrat sebagai ketua BPUPKI. R.P.
Soeroso dan Ichibangase ( tokoh Jepang) sebagai wakil ketua.
Gambar 3 : Susunan Anggota BPUPKI
Upacara peresmian anggota BPUPKI pada tanggal 28 Mei
1945 mampu membangkitkan anggota BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia. BPUPKI mengadakan dua kali persidangan, yaitu tanggal 29 Mei-1 Juni
1945 dan 10-16 Juli 1945.
c.
Perumusan Dasar Negara
Sidang yang dilakukan BPUPKI pada tanggal 29 Mei - !
Juni 1945 merupakan sidang pertama. Sidang ini membahas tentang perumusan dasar
Negara. Di dalam sidang ini ada beberapa tokoh yang menyampaikan pandangannya
tentang rumusan dasar Negara. Tokoh –tokoh tersebut, Muhammad Yamin, Ki Bagus
Hadikusmo, Dr.Soepomo dan Ir. Soekarno.
No
|
Tokoh
|
Pandangan
|
1
|
Gambar 4 : Moh. Yamin
|
Dasar Negara Indonesia harus memuat lima asas dasar
sebagai berikut :
1). Peri Kebangsaan
2). Peri Kemanusiaan
3). Peri Ketuhanan
4). Peri Kerakyatan
5). Kesejahteraan Rakyat
|
2
|
Gambar 5 : Ki Bagus Hadikusumo
|
Menerut beliau, dasar Negara yang terbaik untuk
Indonesia harus diambil dari ajaran Islam.
|
3
|
Gambar 6 : Soepomo
|
Dasar Negara yang dimiliki Indonesia harus meliputi nilai persatuan,
kekeluargaan, kesinambungan lahir dan batin,musyawarah, serta keadilan
rakyat.
|
4
|
Gambar 7 : Soekarno
|
Pandangan
Soekarno:
1). Kebangsaab Indonesia
2). Internasional dan Peri Kemanusiaan
3). Mufakat atau Demokrasi
4). Kesejahteraan Sosial
5). Ketuhanan Yang Maha Esa
|
Pada masa reses dibentuk panitia kecil yang berkumpul
untuk menyusun rumusan dasar Negara.
Panitia Sembilan ini berhasil merumuskan dasar Negara yang tertuang dalam Piagam
Jakarta atau Jakarta Charter pada tanggal 22 Juni 1945.
Gambar 8 : Piagam Jakarta
Sidang BPUPKI kedua tanggal 10 – 16 Juli 1945 dengan
agenda utama adalah rancangan undang-undang dasar. Dalam panitia ini dibentuk
kembali panitia kecil . tujuan panitia kecil ini adalah menyempurnakan dan
menyusun kembali rancangan undang-undang dasar hasil keputusan Panitia
Perancang Undang-Undang Dasar.
d.
PPKI
Keberhasilan BPUPKI dalam menyusun rancangan dasar
Negara dan undang-undang dasar dalam waktu singkat tidak diperkirakan Jepang.
Hal ini dianggap oleh Jepang BPUPKI terlalu cepat mewujudkan kehendak Indonesia
merdeka. Pada tanggal 7 Agustus BPUPKI dibubarkan. Setelah BPUPKI dibubarkan
dilanjutkan dengan Panitia Persiapam Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau
Dokuritsu Junbi Iinkai dengan tujuan melanjutkan pekerjaan BPUPKI.
Gambar 9 : Nagasaki dan Hiroshima
Malapetaka besar Jepang saat jatuhnya boom atom di dua
kota yaitu, kota Nagasaki dan Hiroshima tanggal 6 Agustus 1945.
Dalam kurun dua sampai empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi,
dampaknya menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di
Nagasaki; kurang lebih separuh korban di setiap kota tewas pada hari pertama.
Jepang semakin terdesak dalam Perang Pasifik.
Siaran
radio pada tanggal 10 Agustus mengisyaratkan bahwa Jepang akan menyerah. Tanggal
14 Agustus 1945 akhirnya Jepang menyerah kepada pihak sekutu tanpa syarat.
Kekalahan Jepang ini
diketahui oleh Kaum Muda. Syahrir salah satu tokoh Muda yang mengetahui
kekalahan Jepang lewat dari BBC . kekalahan Jepang ini dianggap kaum muda
sebagai momentum kemerdekaan Indonesia.
f. Rengasdengklok
Perbedaan
pandangan waktu tentang pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
antara golongan tua dan golongan muda merupakan
latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Setelah mendengar
kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik golongan muda berkeinginan disegerakannya
Kemerdekaan Indonesia.
Gambar
10 : Rengasdeklok
Golongan
muda yang melakukan rapat di Lembaga Bakteriologi di Jalan Pengasaan Timur,
Jakarta . Rapat tersebut dipimpin oleh Chaerul Shaleh. Hasil rapat tersebut
disampaikan ke golongan tua yang disampaikan oleh Wikana dan Darwis.
Gambar
11 : Wikana
Golongan
muda mendesak Soekarno dan Hatta unuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Namun usulan ini ditolak oleh
golongan tua. Oleh sebab itu golongan muda melakukan tindakan keamanan terhadap
Soekarno dan Haatta agar tidak terpengaruh Jepang. Tindak keamanan ini dengan
membawa Soekarno dan Hatta ke daerah Renggasdengklok. Tidak hanya Soekarno dan
Hatta saja yang ikut tetapi istri Soearno, Fatmawati dan anaknya Guntur ikut serta
dalam rombongan ini. Tugas ini diemban oleh Singgih dan Latif Hadiningrat.
Gambar
12 : Ahmad Soebardjo
Sementara
itu di Jakarta, Ahmad Soebardjo ditemui oleh Wikana membicarakan pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan. Selanjutnya Golongan Muda mengajak Ahmad Soebardjo
untuk menjemput SOekarno dan Hatta di Rengasdengklok.#smib#
______________
*Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar