Rabu, 16 September 2020

KERAJAAN-KERAJAAN MARITIM MASA ISLAM

KERAJAAN-KERAJAAN MARITIM BERCORAK MARITIM

1.     Kerajaan Perlak 





Kerajaan Perlak didirikan oleh Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah tahun 840 M. Ia merupakan sultan yang menganut aliran Syiah. Aliran Syiah masuk ke Indonesia melalu para pedagang Gujarat, Arab dan Persia. Sementara itu aliran Suni masuk ke Ke Kerajaan Perak pada masa pemerintahan Sultan Alaiddin Syed  Maulana Abbas Shah tahun(888-913 M). 

Letak strategis di pesisir utama Pulau Sumatera mendukung ekonomi perdagangan di Kerajaan Perlak. Perdagangan antar masyarakat Kerajaan Perlak dengan pedagang dari berbagai bangsa, antara lain bangsa Arab, Persia, dan Arab. Komoditas perdagangan hasil pertanian; perkebunan dan perdagangan. 


Interaksi masyarakat Kerajaan Perlak dengan pedagang asing memudahkan ajaran Islam berkembang pesat di Kerajaan Perlak. Kerajaan Perlakmenjadi pusat islamisasi di Sumatera Utara. Masyarakat Kerajaan Perlak melaksanakan syariat Islam yang bersumber pada AL-Qur’an dan Hadits. 


Kerajaan Perlak yang menjadi pusat perkembangan Islam menyebabkan berkembang pula kebudayaannya hal ini dibuktikan dengan munculnya karya sastra bercorak Islam. Contoh karya sastra dari Kerajaan Perlak adalah kitab Idharul Haq Fi Mamlakatil Peurulak karya Abu Ishak Al-Pasy.

 

2.     Kerajaan Samudra Pasai



Letak Kerajaan Perlak diperkirakankan berada di bagian utara pantai Timur Sumatera. Pendiri Kerajaan Samudra Pasai yaitu Marah Silu yang bergelar Sultan Malik as-Sholeh (1285-1297 M). Kerajaan Samudra Pasai berkembang menjadi negara maritim di Selat Malaka. Diplomasi dengan Kerajaan Perlak dilakukan oleh  Sultan Malik as-Sholeh. Ia juga menikahi putri Raja Perlak bernama Putri Gang-gang Sari. Setelah wafat digantikan oleh Sultan Malik as-Zahir tahun  1297-1326 M. Sepeninggal Sultan Malik as-Zahir dipegang oleh Sultan Mahmud Malik as-Zakir 1326-1348 Masehi.



Kerajaan Majapahit pernah menyerang Kerajaan Perlak pada masa Sultan Malik az-Zahir. Dalam serangan ini Sultan Malik az-Zahir melarikan diri meninggalkan ibu kota kerajaan. Dalam beberapa waktu Kerajaan dibawa kekuasaan Majapahit. Tahun 1383 Masehi di bawah pimpinan Sultan Zain Abidin Malik as-Zahir, berhasil melepaskandiri dari kekuasaan Kerajaan Majapahit. Sultan Zain Abidin Malik az-Zahir memerintah Kerajaan Samudra Pasai sampai tahun 1405 Masehi. 



Sektor perdagangan menjadi prioritas utama kerajaan samudra Pasai. Banyak kaum pedagang yang berasal dari Jawa, India , Timur Tengah dan Tiongkok singgah di pelabuhan Pasai. Lada, Kapur, Barus dan emas merupakan komoditas perdagangan kerajaan samudra Pasai. Mata uang emas dikeluarkan oleh kerajaan Samudra Pasai yang diberi nama deureuham  (Dirham) sebagai alat tukar resmi. Padi yang merupakan bahan  makanan pokok ditanam di ladang dengan masa panen dua kali setahun




Samudra Pasai menjadi kota dagang teramai dan terpenting di selat Malaka dari tahun 1290 sampai 1520 Masehi. Samudra Pasai menjadi pusat perkembangan Islam dengan masyarakatnya bermazhab Syafei’ dan kehidupan masyarakat Samudra Pasai diatur menurut hukum Islam yang bersumber pada kitab Suci Alqur’an dan Hadist.


Kebudayaan yang dihasilkan masyarakat kerajaan samudra Pasai mendapat pengaruh Islam. Hal ini dapat kita lihat dari nisan -nisan makam raja Samudra Pasai yang dihiasi syair Islam. Salah satu contohnya adalah nisan makam sultan Malik as-Sholeh.     

 

3.     Kerajaan Aceh




sultan Ali moga ayat Syah merupakan raja pertama kerajaan Aceh dari salam putih yang berasal dari bangsawan Vidi pada masa pemerintahan sultan Alauddin lihat lihat Sya all Kahar 1537 sampai 1568 Masehi, kerajaan Ade Darussalam menjalin hubungan internasional dengan kerajaan Islam di timur tengah, seperti Turki, Abyssinia atau Ethiopia, dan Mesir.     Perdagangan dan kekuatan angkatan perang dikembangkan di kerajaan Aceh Darussalam sehingga mampu menaklukkan banyak wilayah seperti Batak, Aru, dan Baros


Sultan Iskandar Muda mampu meraih puncak kejayaan pada tahun 1607 sampai 1636 Masehi. Pada masa sultan Iskandar Muda wilayah kekuasaan kerajaan Aceh Darussalam meliputi semenanjung Malaya dan Sumatera.  bagian utara. Angkatan Laut yang kuat kerajaan Aceh Darussalam bisa memegang Hegemony atas selat Malaka sehingga dapat mengendalikan perdagangan di selat Malaka. Meskipun demikian, usaha Sultan  Iskandar Muda mengusir Portugis dari Malaka belum menuai keberhasilan. Sultan Iskandar Muda juga meningkatkan hubungan politik dengan negeri-negeri di Timur Tengah


Sultan kerajaan Aceh dibantu oleh beberapa pejabat tinggi dalam mengatur pemerintahan. Beberapa pejabat tinggi tersebut meliputi berikut ini,

1. Syah bandar, merupakan petugas yang mengurus masalah perdagangan di pelabuhan.

2. Teuku Kadi Malikul Adil, merupakan hatim tinggi dalam hukum dan pemerintahan.

3. Wazir seri Maharaja Mangkubumi, yaitu pejabat yang mengurus segala HuluBalang, sebagai peran menteri dalam Negeri

4. Wazir seri Maharaja Gurah, merupakan pejabat yang mengurus hasil pertanian dan pengembangan hutan

5. Teuku Keurukon Katibul Muluk, yaitu pejabat yang mengurus Kesekretariat negara termasuk penulis surat resmi Kesultanan.


Sektor perdagangan menjadi komoditas utama dari kerajaan Aceh. Pada masa ini lada menjadi barang dagangan yang sangat laku di pasaran internasional. Sultan Iskandar Muda mengusahakan secara maksimal dan mengembangkan tanaman lada sebagai komoditas dagang utama. Bahkan agar harga lada di Aceh tetap tinggi, kebun kebun lada di Kedah di Babat, sedangkan kebun lada di Aceh tetap dipelihara. 





Beberapa kebijakan yang dilakukan oleh sultan Iskandar Muda adalah sebagai berikut,

1. Membagi aturan hukum dan tata negara ke dalam empat bidang yang sesuai dengan tatanan kebudayaan masyarakat Aceh

2. Membangun angkatan perang dan melakukan ekspedisi angkatan Laut ke berbagai wilayah

3. Melakukan manajemen politik dengan melakukan kontrol di dalam negeri

4. Membagi wilayah Aceh dalam beberapa wilayah administrasi yang dinamakan Uleebalang dan mukim.

5. Membina hubungan dengan bangsa luar

6. Merebut pelabuhan penting di pesisir barat dan timur Sumatera.




Masyarakat Aceh mempunyai struktur sosial yang terdiri atas empat golongan, yaitu Teuku (kaum bangsawan yang memegang kekuasaan pemerintahan sipil). Teungku (kaum ulama yang memegang peranan penting dalam keagamaan). Hulubalang atau Ulebalang (para prajurit), dan rakyat biasa. 


Perkembangan kebudayaan Aceh lebih bernuansa Islam hal ini bisa dilihat dari beberapa peninggalan kerajaan Aceh Darussalam. Selain masjid Baiturrahman ada juga buku seperti Bustan AL-Salatin yang ditulis oleh Nurrudin Ar-Raniri , kitab Tarjuman al- Mustafid karya Abdurrauf Singkil.#smb#.



_____________________

Dari Berbagai Sumber 






4.   

 

28 komentar:

  1. Putri Ajeng Juli.Y.
    Kelas:XI IIS4
    No.absen:29

    BalasHapus
  2. Nama : Sinta Putri Ayu Lestari
    Kelas : XI IIS 4
    Absen : 37

    BalasHapus
  3. Nyimas Naura Syahirah
    Kelas : XI.IIS.4

    BalasHapus
  4. Alvita Revina
    XI IIS 3

    BalasHapus
  5. Inka Revalina
    XI IIS 3

    BalasHapus
  6. Nur Aziza Fitriani
    XI IIS 5

    BalasHapus

Kerajaan Cirebon