Minggu, 25 Oktober 2020

Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa

 SUMPAH PEMUDA

3. Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa

Bahsa Indonesia sebagai perekat organisasi pergerakan telah memperkokoh persatuan dan setelah kongres I berkembang usulan penggabungan organisasi pemuda yang ada. Tanggal 15 Agustus 1926 diadakan pertemuan di Jakarta  yang dihadiri juga oleh komite Kongres Pemuda  I. 31 Agustus 1926 telah disahkan Anggara Dasar untuk suatu perkumpulan atau organisasi pemuda yang baru yang diberi nama Jong Indonesia. 20 Februari 1927 ada pertemuan yang diusulkan Algemene Studie Club di Bandung.pertemuan inin mendirikan organisas pemuda yang dberi nama Jong Indonesia. Tokoh-tokohnya yang ada di dalam Jong Indonesia itu antara lain   Sutan Syahrir, Suwiryo, Halim, Moh. Tamzil, Yusupadi dan Notokusumo

September 1926 juga diadakan pertemuan para pelajar dan mahasiswa dan berhasil membentuk Perhimpunan Pelajar-Pelajar di Indonesia (PPPI). Anggota umumnya mahasiswa STOVIA dan Sekolah Tinggi Hukum. PPPI bertujuan memperjuangkan Indonesia merdeka. Ketua Perkupulan Soegondo Djojopoespito, tokoh-tokoh lainnya Muh. Yamin. Abdullah Sigit, Suwiryo, Sumtro Reksodiputro, A.K.Gani, Sunarko, Amir Syariffudin dan Sumanang. PPPI  dan Jong Indonesia memiliki peran strategis dalam perjuangan pemuda untuk mewujudkan persatuan Indonesia.

Tahun 1927 pergerakan pejuangan mengalami percepatan luar biasa. Gerakan semangat dan gelora semangkin meningkat dengan bergabungnya tokoh-tokoh dan pelajar dari Perhimpunan Indonesia yang baru saja kembali ke tanah air.

Jong Indonesia menyelengarakan kongres di Bandung pada tanggal 28 Desember 1927. Dalam kongres ini nama Jong Indonesia diganti dengan nama Pemuda Indonesia. Keputusan Penting dalam kongres ini antara lain :

1)      Menetapkan nama Jong Indonesia diganti dengan nama Pemuda Indonesia

2)      Bahsa Indonesia (akhirnya dipilih Bahsa Melayu) dijadikan bahsa pengantar organisasi Pemuda Indonesia

3)      Pemuda Indonesia menyetujui PPPI tentang dibentuknya fusi semua organisasi-organisasi lainnya yang berasaskan kebangsaan 

Bulan Juni 1928 dibentuk panitia kongres Pemuda II dengan ketua Soegoendo Djojopoespito dari PPPI. Susunan Panitia Kogres II

Ketua                                      : Soegoendo Djojopoespito

Wakil Ketua                            : Djoko Marsaid dari Jong Java

Sekretaris                                : Muhammad Yamin dari Jong Sumatera

Bendahara                               : Amir Syariffudin dari Jong Bataks Bond

Pembantu I                              : Djohan Muh. Tjai dari Jong Islamieten Bond

Pembantu II                            : Kontjosungkono dari Pemuda Indonesia

Pembantu III                           : Senduk dari Jong Celebes

Pembantu IV                           : J.Leimena dari Jong Ambon

 Pembantu V                           : Rohyani dari dari Pemuda Betawi

 

Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh 750 orang dari berbagai organisasi pemuda dan mahasiswa.

Sumber Gambar : Kemendikbud.go.id

Intinya, perwakilan pemuda dari Indonesia bagian barat sampai bagian timur dari berbagai latar belakang datang ke Batavia untuk menghadiri Kongres Pemuda II yang nantinya menghasilkan ikrar bersejarah yang menyatukan seluruh gagasan yakni Sumpah Pemuda. Hadir pula Wage Rudolf Supratman yang memainkan lagu Indonesia Raya di Kongres Pemuda II dengan alunan biolanya. Lagu Indonesia Raya juga dinyanyikan untuk pertamakalinya dalam kongres ini oleh Dolly Salim yang tidak lain adalah putri dari Haji Agus Salim.

Rapat Pertama

Sabtu 27 Oktober 1928 di gedung Katholik Jongelingen Bond, Waterloopen rapat dibuka oleh ketua panitiaKongres Pemuda II. Di dalam pembukaan dibacakan amanat tertulis dari Soekarno dan pengurus Perhimpunan Indonesia di Belanda. Soegoendo Djojopoespito menyerukan pentingnya Indonesia bersatu.

Keternagan gambar : Soegoendo Djojopoespito

Sumber Gambar : validnews.id

 

Muhammad Yamin memberikan ceramah tentang persatuan dan kebangsaan Indonesia.  Muhammmad Yamin menegaskan ada lima faktor yang dapat memperkuat persatuan bangsa  yaitu sejarah, bahasa, hukum adat,pendidikan dan kemauan.   

Rapat Kedua

Minggu pagi jam 08.00-12.00, tanggal 28 Oktober 1928 diadakan rapat kedua. Sidang dilaksanakan di  Oost Java Bioscoop Koninggsplein. Rapat membahas tentang pendidikan.

Rapat Ketiga

Rapat ini dilakukan pada sore sampai malam tanggal 28 Oktober 1928 dari jam 17.30- 20.00 dan dilaksnakan di gedung Indonesische Clubgebouw, Jl. Kramat Raya 106.  Pada rapat ini Ramelan menyampaikan tentang gerakan kepanduan. Sunario menyampaikan tentang “ Pergerakan Pemuda dan Persatuan Bangsa” dalam ceramah ini ditekannkan pentingnya persatuan dan kehidupan yang demokratis dan patriotis.

Saat istirahat WR.Supratman memainkan lagu “Indonesia Raya” dengan instrumental biola. Setelah istieahat dilanjutkan rapat dengan puncak Kongres Pemuda II ini menghasilkan satu ikrar yang dikenal dengan nama Sumpah Pemuda. Naskah rumusan ikrar Sumpah Pemuda ini selengkapnya dirumuskan oleh Muh. Yamin.

Keterangan Gambar : Naskah Sumpah Pemuda

Sumber Gambar : tribunnews.com

 

24.   Nilai-Nilai Penting Sumpah Pemuda

            Sumpah pemuda dipandang sebagai pengakuan fundamental dari sebuah bangsa yang masih dalam tahap pembentukan. Ia terbentuk melalui kurun waktu yang panjang. Perubahan pesat dan radikal dari organisasi-organisasi pemuda itu mendorong mereka untuk menciptakan persatuan yang lebih luas. Nilai utama dari peristiwa Sumpah Pemuda adalah nilai persatuan. Nilai kemandirian, jati diri, kedaulatan atau penuatan nasionalisme. Di balik peristiwa Sumpah Pemuda terkandung juga nilai demokrasi. Perjuangan tidak lagi dengan fisik dan kekerasan tetapi dengan musyawarah, berdemokrasi, missal melaui Volkstraad.#smb#

 

____________________

Dari Berbagai Sumber 

    

14 komentar:

Kerajaan Cirebon