Rabu, 06 November 2024

Jalur Perdagangan Masa Hindu-Buddha

 

Jalur Perdagangan Masa Hindu-Buddha



Terbentuknya jaringan nusantara melalui perdagangan pada masa Hindu-Buddha yaitu melalui penguasaan laut. Indonesia mempunyai jalur perdagangan yang memiliki peran penting, terutama Selat Malaka yang merupakan jalur penting dalam perdagangan nusantara. Peran laut berfungsi sebagai media transportasi utama perdagangan dunia pada masa Hindu-Buddha. 

Indonesia mempunyai letak yang strategies sehingga di Selat Malaka semakin ramai dan dikunjungi oleh pedagang asing terutama dari India dan Cina. Adapun syarat untuk menguasai laut, yaitu:

a)    Perhatian atau cara pandang terhadap pentingnya peranan laut;

b)   kemampuan menguasai lautan.

Hal yang memengaruhi jalur perdagangan nusantara yakni ditentukan oleh kepentingan ekonomi pada saat itu dan perkembangan rute perdagangan dalam setiap masa yang berbeda-beda. Terdapat dua peradaban yang besar saat perkembangan masa Hindu-Buddha di Indonesia, yakni:

a)      Tiongkok di utara; dan

b)      India di bagian barat daya. 

Negara Cina dan India pada masanya memberi pengaruh sangat luar biasa terhadap penduduk di Kepulauan Indonesia. Selat Malaka menjadi jalan laut yang menghubungkan Arab dan India di sebelah barat laut nusantara dan dengan Cina di sebelah timur laut nusantara. Selat malaka menjadi pintu gerbang pelayaran JALUR SUTERA. Selat ini berguna bagi pedagang yang melintasi bandar-bandar penting di sekitar Samudra Indonesia dan Teluk Persia.

Disebut dengan JALUR SUTERA semenjak abad ke-1 hingga ke-16 M dengan komoditas yang dibawa ialah kain sutera yang dibawa dari Cina untuk diperdagangkan di wilayah lain. Ramainya rute pelayaran ini mendorong timbulnya bandar-bandar penting di sekitar jalur, antara lain Samudra Pasai, Malaka, dan Kota Cina (Sumatra Utara sekarang).
Kehidupan penduduk di sepanjang Selat Malaka menjadi lebih sejahtera oleh proses integrasi perdagangan dunia yang melalui jalur laut tersebut. Mereka menjadi lebih terbuka secara sosial ekonomi untuk menjalin hubungan niaga dengan pedagang-pedagang asing yang melewati jalur itu. Di samping itu, masyarakat setempat juga semakin terbuka oleh pengaruh-pengaruh budaya luar. Kebudayaan India dan Cina ketika itu jelas sangat berpengaruh terhadap masyarakat di sekitar Selat Malaka. Bahkan sampai saat ini pengaruh budaya terutama India masih dapat kita jumpai pada masyarakat sekitar Selat Malaka. Selat Malaka dengan perdagangan dunia internasional, jaringan perdagangan antarbangsa dan penduduk di Kepulauan Indonesia juga berkembang pesat pada masa masuknya Hindhu-Buddha.

Jaringan dagang dan jaringan budaya antarkepulauan di Indonesia dihubungkan melalui laut Jawa sampai kepulauan Maluku. Jaringan ekonomi dunia pusatnya terletak di sekitar selat Malaka dan sebagian di pantai barat Sumatra seperti Barus. Komoditas penting yakni kayu manis, cengkih, dan pala.

Teori-Teori Masuknya Hindu-Buddha di Indonesia.

Berdasarkan sejarah yang ditulis oleh para sejarawan serta catatan-catatan para penjelajah yang datang ke Kepulauan Indonesia, agama Hindu dan Buddha sudah mulai berkembang di Indonesia sekitar abad ke-4 Masehi. Periode ini juga dikenal dengan masa aksara di Indonesia. Perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha Indonesia sering dikenal dengan istilah Indianisasi.  Istilah ini digunakan untuk menunjukkan pengaruh besar agama Hindu-Buddha yang tumbuh  di wilayah Asia Selatan. Pertanyaan terbesar bagi kita adalah siapa yang membawa pengaruh Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia?

Berikut ini adalah beberapa teori masuknya agama Hindu ke Indonesia:

·         Teori Brahmana, didukung oleh Van Leur, Bosch dan Majumdar, hanya kaum Brahmanalah yang dapat  membaca dan menafsirkan kitab Weda, hal inilah yang melandasi  teori Van Leur. Jadi kaum Brahmanalah yang membawa ajaran Hindu ke Indonesia.

·         Teori Ksatria, di dukung oleh Berg, Bosch, dan Moens.  Berkembangnya karya sastra di masa itu yang sebagian  besar mengadopsi peran Ksatria yang berasal dari India yang  diceritakan dalam karya sastra menjadi dasar bagi Berg, Bosch, dan Moens mengemukakan teori ini.  Menurut mereka kaum Ksatria lah yang membawa ajaran Hindu ke Indonesia.

·         Teori Waisya, di dukung oleh Kroom. Pedaganglah yang berperan besar menyebarkan pengaruh Hindu di Indonesia.  Faktor perkawinan dengan perempuan pribumilah yang menjadi dasar bagi teori ini.

·         Teori Arus Balik teori yang melibatkan peran serta rakyat Indonesia, di dukung oleh M. Yamin. Adanya peran aktif bangsa Indonesia. Setelah hubungan dagang antara Indonesia dengan India terjalin, banyak pedagang Indonesia yang pergi ke India. Mereka mendatangi tempat-tempat penting di India dan pusat kebudayaannya. Setelah pulang, mereka menyebarkan Hinduisme di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

  SOAL PERSIAPAN UAS 2024 (1511124) 1.       Pada masa baik masa Sriwijaya, Kerajaan Palembang, Kesultanan Palembang   maupun masa kolonia...