ORGANISASI
PERGERAKAN NASIONAL
A.
Pendahuluan
Kurun
waktu tahun 1908-1942 merupakan perioda pergerakan nasional. Pada masa itu,
aktivitas organisasi sosial dan politik memikirkan kemer-dekaan Indonesia.
Aktivitas organisasi sosial dan politik tersebut terdiri atas dua corak. Ada
corak yang menggunakan asas perjuangan kooperasi (bekerjasama) dan ada pula
corak yang bersikap nonkooperasi (tidak bekerjasama) dengan pemerintah colonial
Belanda. Untuk menumbuh kembangkan kesadaran akan kemerdekaan, diperlukan
pendidikan kebangsaan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalau pada zaman
penjajahan, sejalan dengan aktivitas
pergerakan nasional pada waktu itu, pendidikan Kebangsaan menjadi program dari hampir
setiap organisasi sosial dan politik.
B. Organisasi Pergerakan
1.
Taman
Siswa
Taman siswa merupakan
sebuah perguruan yang bercorak nasional yang pertama kali berdiri di Indonesia,
perguruan ini berdiri pada tanggal 3 juli 1922 dan didirikan oleh seorang
keturunan kraton Yogyakarta yang bernama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang
kemudian saat genap berumur 40 tahun beliau mengganti namanya menjadi Ki Hadjar
Dewantara, pergantian nama ini dimaksudkan agar beliau lebih dekat dengan
rakyatnya.
Riwayat Pendidikan R. M. Suwardi Suryaningratadalah:
ELS (Europeesche Lagere School),
kemudian STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), saat ini
menjadi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Namun ia tidak dapat tamat di
sekolah tersebut karenatidak naik kelas disebabkansakitselama 4 bulan. Terpaksa
ia harus meninggalkan sekolah karena tidak punya biaya. Dari direktur sekolahnya
dia mendapat surat keterangan istimewa atas kepandaiannya berbahasa Belanda.
Sesudah meninggalkan STOVIA, Suwardi bekerja pada
laboratorium Pabrik Gula Kalibogor, Banyumas. Kemudian pada 1911 pidah ke
Yogyakarta, bekerja sebagai pembantu apoteker di Rathkamp. Di samping itu ia
mulai terjun dalam bidang jurnalistik, membantu surat kabar Sedyo Utama
(berbahasa Jawa) di Yogyakarta, Middden Java (berbahasa Belanda) di Bandung dan
De Expres (berbahasa Belanda) di Bandung,Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer, dan Poesara. Gaya penulisan Ki Hadjar Dewantara pun cenderung tajam
mencerminkan semangat anti kolonial.Selain menjadi wartawan, RM Soerwardi
Soeryaningrat juga aktif di organisasi sosial dan politik. Tahun 1908 ia aktif
di seksi propaganda Boedi Oetomo. Kemudian, bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto
Mangoenkoesoemo, ia mendirikan Indische Partij(25 Desember 1912) yang bertujuan
mencapai Indonesia merdeka. Namun partai ini ditolak oleh pemerintah Belanda.
Kemudian, ia dan kawan-kawannya membentuk Komite Bumipoetra (1913) untuk
melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda yang bermaksud merayakan seratus
tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahan Prancis. Untuk membiayai pesta
tersebut Pemerintah Belanda menarik uang dari rakyat jajahannya. RM Soewardi
Soeryaningratmengkritik lewat tulisannya “Als Ik Eens Nederlander Was”
(Seandainya Aku Seorang Belanda) dan “Een voor Allen maar Ook Allen voor Een”
(Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga).
Tulisan tersebut
kemudian menyulut kemarahan pemerintah Kolonial Hindia Belanda kala itu yang
mengakibatkan Ki Hadjar Dewantara ditangkap dan kemudian ia diasingkan ke pulau
Bangka dimana pengasingannya atas permintaannya sendiri. Pengasingan itu juga
mendapat protes dari rekan-rekan organisasinya yaitu Douwes Dekker dan Dr.
Tjipto Mangunkusumo yang kini ketiganya dikenal sebagai 'Tiga Serangkai'.
Ketiganya kemudian diasingkan di Belanda oleh pemerintah Kolonial.
Awal pendirian Taman Siswa diawali dengan
ketidakpuasan dengan pola pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial,
karena jarang sekali negara kolonial yang memberikan fasilitas pendidikan yang
baik kepada negara jajahannya. Seperti yang di
katakan oleh ahli sosiolog Amerika “pengajaran merupakan
dinamit bagi sistem kasta yang dipertahankan dengan keras di dalam daerah
jajahan”.
Oleh sebab
itu maka didirikanlah Taman Siswa, berdirinya Taman Siswa merupakan tantangan
terhadap politik pengajaran kolonial dengan mendirikan pranata tandingan.
Taman Siswa adalah badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat
yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-citanya. Bagi
Taman Siswa, pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuan
perjuangan, yaitu mewujudkan manusia Indonesia yang merdeka lahir dan batinnya.
Merdeka lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dsb,
sedangkan merdeka secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan.
Ki
Hadjar Dewantarajuga membuat semboyan yang terkenal yang sampai sekarang
dipakai dalam dunia pendidikan Indonesia yaitu :
1.
Ing
ngarso sung tulodo (di depan memberi contoh)
2.
Ing
madyo mangun karso, (di tengah memberi semangat)
3.
Tut
Wuri Handayani, (di belakang memberi dorongan).
Pendidikan Tamansiswa berciri khas
Pancadarma, yaitu Kodrat Alam (memperhatikan sunatullah), Kebudayaan
(menerapkan teori Trikon), Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan minat
maing-masing indi-vidu dan kelompok), Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan
bangsa dengan berbagai ragam suku), dan Kemanusiaan (menjunjung harkat dan
martabat setiap orang). pada tanggal 20-22 Oktober 1923
diadakan kongres dengan hasil sebagai berikut:
a. Mengumumkan bahwa Taman Siswa
merupakan “Badan Wakaf” (Institut Pendidikan yang berdiri sendiri, bebas dari
pemerintah).
b. Menyatakan prinsip-prinsip Taman
Siswa
c. Menyusun kembali institutraat
menjadi hoofdraat (Majelis Tinggi), yang kemudian
diubah lagi menjadi Majelis Luhur.
Kongres Nasional pertama atau rapat besar umum Taman Siswa
yang pertama diadakan pada tanggal 6-13 Agustus 1930 di Perguruan Pusat
Taman Siswa di Jogyakarta. Hasil kongres tersebut sebagai berikut:
Ø Menerima baik alasan-alasan beridirinya Taman Siswa
Ø Mengemukakan prinsip-prinsip pedoman pendidikan Taman Siswa.
Dan yang menjadi sendi-sendi pendidikan Taman Siswa ini adalah:
·
Taman Siswa bertujuan perkembangan
nasional berlandaskan ketujuh pokok yang diterima baik dalam kongres
tahun 1923.
·
Nasional Onderwijs Institut
diganti menjadi perguruan Nasional Taman Siswa yang berpusat di Jogyakarta.
·
Taman Siswa merupakan suatu yayasan
yang berdiri send
2.
Budi
Utomo
Situasi sosial ekonomi di Jawa pada abad ke 19 semakin
memburuk setelah berganti-ganti dilaksanakan eksploitasi kolonial dari cara
tradisional sampai eksploitasi liberalisasi, politik ethis dan semakin derasnya
westernisasi yang dilakukan pemerintah kolonial. Dengan demikian perubahan
sosial ekonomi masyarakat tidak dapat dielakkan lagi dan keuntungan ekonomi
Indonesia mengalir ke negeri Belanda. Akibatnya kemelaratan dan kesengsaraan
semakin melekat dihati masyarakat. Dalam bidang pendidikan seperti janji
pemerintah tidak terpenuhi, karena banyak anak Indonesia yang belum dapat
pendidikan dikarenakan kurangnya dana. Hal itu menimbulkan keprihatinan Dokter
Wahidin Sudirohusodo dari Yogyakarta. Pada tahun 1906 Wahidin mendirikan
Yayasan Bea Siswa (Studie-fonds) untuk membiayai pemuda-pemuda yang pandai tapi
miskin yang ingin melanjutkan pelajaran ke sekolah lebih tinggi. Untuk
menghimpun dana, Wahidin melakukan propaganda keliling Jawa dan ketika sampai
di Jakarta bertemu dengan mahasiswa-mahasiswa STOVIA. Bersama-sama mereka
kemudian mendirikan organisasi Budi Utomo atau “Budi Ingkang Utami”.
Realisasi dari
keinginan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran bagi orang Jawa agar mendapat
kemajuan dan untuk membangkitkan kembali kultur Jawa. Jadi ada usaha
mengkombinasikan antara tradisi, kultur dan edukasi Barat. Corak baru yang
diperkenalkan Budi Utomo adalah “kesadaran lokal”1 yang diformulasikan dalam
wadah organisasi moderen. Dalam hal ini organisasi itu mempunyai pemimpin,
ideologi yang jelas dan punya anggota. Kelahiran Budi Utomo kemudian diikuti
organisasi lain dan saat itulah perubahan sosial politik Indonesia dimulai.
Berdirinya Budi
Utomo pada 20 Mei 1908 menandai perkembangan baru dalam sejarah bangsa Indonesia.
Van Deventer berkomentar “ India, negeri cantik jelita yang selama ini tidur
nyenyak, kini telah bangkit”. Pers Belanda juga berkomentar tentang berdirinya
Budi Utomo dengan kata-kata “Java vooruit” (Jawa Maju) dan “Java onwaakt” (Jawa
Bangkit).2 Sebaliknya, pemerintah tidak senang dengan kelahiran “si molek”,
orang Jawa semakin banyak “cingcong”. Kelompok etisi justru mendukung dan
menganggap sebagai renaissance atau kebangkitan di Timur (Oostensche
Renaissance) yaitu kebangkitan budaya Timur. “Priyayi gede” yang mapan juga
tidak senang terhadap kelahiran Budi Utomo, bupati membentuk perkumpulan
Regenten Bond Setia Mulia pada tahun 1908 di Semarang. Para bupati menganggap
bahwa Budi Utomo mengganggu stabilitas sosial mereka, sebaliknya bupati progresif
seperti Tirtokusumo dari Karanganyar justru mendukung.
Tanggal berdirinya Budi Utomo dikemudian
hari selalu diperingatai bangsa Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional,3
karena merupakan organisasi pergerakan pertama sekalipun waktu didirikan masih bersifat
kedaerahan. Kata Nasional Indonesia belum dipakai waktu itu, nama Indonesia
sebelum 1922 belum dipakai, sebelumnya masih istilah Hindia Belanda . Namun
demikian Budi Utomo mempelopori berdirinya perkumpulan moderen yang lain. Arah
perkembangan pergerakan Budi Utomo adalah nasional. Jadi Budi Utomo dapat
dipandang secara simbolis sebagai pergerakan nasional menentang penjajahan.
Pengertian kebangkitan nasional dalam kaitannya dengan berdirinya Budi Utomo
mengandung unsur simbolis, karena Budi Utomo juga melambangkan bangkitnya
nasionalisme. Mahasiswa maupun pelajar sebagai pelopor pergerakan seperti
terjadi di luar negeri, misalnya di Jerman setelah konggres Wina.
3.
Serikat Islam
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan
perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji
Samanhudi di Surakarta pada 16 Oktober 1905, dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat
bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu,
pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan
memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda
lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda
tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di
antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.
SDI
merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian
rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan
ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. R.M.
Tirtoadisurjo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia
atas perintah pihak kolonial untuk menandingi hegemoni sarekat islam kh samanhudi.
Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi semacam itu di
Buitenzorg.
Berikut Latar belakang ekonomi
berdirinya Sarekat Islam:
a. Perlawanan terhadap para pedagang
perantara (penyalur) oleh orang Cina.
b. Isyarat pada umat Islam bahwa telah
tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya
c. Membuat front melawan semua
penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Tjokroaminoto masuk SI bersama Hasan Ali Surati, seorang
keturunan India, yang kelak kemudian memegang keuangan surat kabar SI, Oetusan
Hindia.
Tjokroaminoto kemudian dipilih menjadi pemimpin, dan
mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI). Pemerintah Hindia Belanda merasa
khawatir terhadap perkembangan SI yang begitu pesat. SI dianggap membahayakan
kedudukan pemerintah Hindia Belanda, karena mampu memobilisasikan massa. Namun
Gubernur Jenderal Idenburg (1906-1916) tidak menolak kehadiran Sarekat Islam.
Keanggotaan Sarekat Islam semakin luas. Perkumpulan ini semakin berkembang
pesat ketika Tjokroaminoto memegang tampuk pimpinan dan mengubah nama
perkumpulan menjadi Sarekat Islam. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan
tujuan SI adalah sebagai berikut:
Tujuan berdirinya SI sesuai anggaran dasar :
a.
Mengembangkan jiwa dagang.
b.
Membantu anggota-anggota yang
mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
c.
Memajukan pengajaran dan semua usaha
yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
d.
Memperbaiki pendapat-pendapat yang
keliru mengenai agama Islam.
e.
Hidup menurut perintah agama Islam.
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk golongan
Priyayi (bangsawan) masyarakat Jawa dan Madura saja sebagaimana organisasi
Boedi Oetomo. Tujuan SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan
tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat.
Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim. Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran
pemerintah Belanda. Pada waktu SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya
Gubernur Jendral Idenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal.
Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi
dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah
kolonial. Jika di telaah kebijakan pemerintah penjajah dengan tidak memberi
izin kepada Si pusat namun memberi izin badan hokum SI local merupakan trik
untuk memecah belah/mengkotak-kotak perjuangan rakyat Indonesia. Keadaan hubungan
yang tidak harmonis antara Jawa dan Cina mendorong pedagang-pedagang Jawa untuk
bersatu menghadapi pedagang-pedagang Cina. Di samping itu agama Islam merupakan
faktor pengikat dan penyatu kekuatan pedagang-pedagang Islam.
Politik Kanalisasi Idenburg cukup berhasil, karena Central
Sarekat Islam baru diberi pengakuan badan hukum pada bulan Maret 1916 dan
keputusan ini diambil ketika ia akan mengakhiri masa jabatannya. Idenburg
digantikan oleh Gubernur Jenderal van Limburg Stirum (1916-1921). Gubernur
Jenderal baru itu bersikap agak simpatik terhadap Sarekat Islam. Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi
pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916.
Namun sebelum Kongres Sarekat Islam Kedua tahun 1917 yang
diadakan di Jakarta muncul aliran revolusionaer sosialistis yang dipimpin oleh Semaun. Pada saat itu ia menduduki
jabatan ketua pada SI lokal Semarang. Walaupun demikian, kongres tetap
memutuskan bahwa tujuan perjuangan Sarekat Islam adalah membentuk pemerintah
sendiri dan perjuangan melawan penjajah dari kapitalisme yang jahat. Dalam
Kongres itu diputuskan pula tentang keikutsertaan partai dalam Voklsraad. HOS Tjokroaminoto (anggota
yang diangkat) dan Abdul Muis (anggota yang dipilih) mewakili Sarekat Islam
dalam Dewan Rakyat (Volksraad).
Kejadian-kejadian
penting yang dialami Sarekat Islam pada Tahun 1923, antara lain:
a.
Meninggalkan politik bekerja sama (=
cooperation) dengan pemerintah Belanda.
b.
Berubah menjadi suatu partai politik
dengan nama Partai Serikat Islam ( = PSI).
c.
Serikat Islam (SI), daerah yang
jumlahnya banyak sekali itu menjadi bagian dan PSI yang meliputi seluruh wilayah Indonesia. #smib2#
___________________________
Dari Berbagai Sumber
Anggun Wulandari
BalasHapusXI IIS 2
M. Andhika Verrel
BalasHapusXI IIS 2
Tito prasetia
BalasHapusNAMA : MEYLINDA ALMI SAPTI
BalasHapusKELAS : XI IPS 1
nama:fini septirianti
BalasHapuskelas XI Iis 1
Nama : SINTYA SARI
BalasHapusKelas : XI IIS 1
Zhelinda Rahmadani
BalasHapusXI IIS 4
Nama:Putri Ajeng Juli.Y.
BalasHapusKelas:XI IIS4
M.Rafliansyah
BalasHapusXI IIS4
Nama: Annisa Vernanda Egidia
BalasHapusKelas: XI IIS 3
Absen: 03
Muhammad Arif Kurniawan
BalasHapusXI IIS 3
Nama:Wibi Shaputra
BalasHapusKls : xi Iis 3
Muhammad Rizky
BalasHapusXI IIS 5
Dimas Ramadhan Ariansyah
BalasHapusXI iis5
Nama:Nugraha Ramadhan Tjikwan
BalasHapusKelas:XI.IIS.5
Mega utami
BalasHapusXI iis 5
M Ihsan Maulana
BalasHapuskelas : XI IIS 5
Cahya Mahadi Putri
BalasHapusXI IIS 5
Nama : Nur Aziza Fitriani
BalasHapusKelas : XI IIs 5